Saturday, August 20, 2011
ARIMBI RASEKSI & ARIMBI CANTIK
Arimbi adalah putri prabu Tremboko adiknya prabu Arimba, dengan melihat kegagahan Bratasena ketika berada di hutan, maka jatuh hatilah bunga negara Pringgadani dan ingin diperistri oleh Bratasena. Namun pada waktu itu wujud dewi Arimbi berwujud raseksi, demi tekadnya yang sedang menggila dan asmara yang membara akhirnya dewi Arimbi pergi bertapa minta kemurahan pada Hyang Agung, hingga wujud raseksi berubah menjadi seorang putri yang cantik jelita dan berhasil meraih apa yang diinginkan hingga dalam perkawinannya dengan Bratasena menurunkan Gatutkaca.
Friday, August 19, 2011
MUATAN LOKAL BAHASA JAWA
Dalam pengembangan kurikulum bahasa jawa yang dilaksanakan di LPMP Semarang tanggal 18 – 21 Agustus 2011, guru guru dari berbagai kota mendapatkan kesempatan untuk bisa melakukan pengembangan kurikulum muatan lokal Bahasa Jawa dimana dalam pengembangan kurikulum tersebut harus memperhatikan 4 hal berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor:423.5/27/2011. 4 hal tersebut yakni:
1. Mendengarkan
Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa jawa.
2. Berbicara
Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan sastra maupun nonsastra dengan menggunakan berbagai ragam dan unggah ungguh bahasa jawa.
3. Membaca
Mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan berbagai ketrampilan dan teknik membaca.
4. Menulis
Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan dalam berbagai jenis karangan sastra maupun nonsastra menggunakan berbagai ragam bahasa Jawa sesuai dengan unggah ungguh dan menulis dengan huruf jawa.
Demikian 4 hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa. Smoga ini bisa memberi warna dalam pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) untuk jenjang pendidikan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan Swasta di Propinsi Jawa Tengah. Semoga bermanfaat!
1. Mendengarkan
Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa jawa.
2. Berbicara
Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan sastra maupun nonsastra dengan menggunakan berbagai ragam dan unggah ungguh bahasa jawa.
3. Membaca
Mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan berbagai ketrampilan dan teknik membaca.
4. Menulis
Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan dalam berbagai jenis karangan sastra maupun nonsastra menggunakan berbagai ragam bahasa Jawa sesuai dengan unggah ungguh dan menulis dengan huruf jawa.
Demikian 4 hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa. Smoga ini bisa memberi warna dalam pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) untuk jenjang pendidikan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan Swasta di Propinsi Jawa Tengah. Semoga bermanfaat!
Thursday, August 18, 2011
Arimba
Arimba adalah raja negara Pringgandani setelah wafatnya prabu Tremboko pada perang pamuksa dengan Prabu Pandudewanata, dengan kejadian tersebut prabu Arimbi membara api dendamnya terhadap keturunan prabu Pandu dan ingin menumpasnya, namun kejadian berkata lain, adik Arimba sendiri yakni Dewi Arimbi telah jatuh cinta pada Raden Bratasena dan akhirnya prabu Arimba sendiri mati ditangan Raden Bratasena.
Wednesday, August 17, 2011
Antakawulan
Antakawulan adalah isteri sang Barata Raja di negara Ayodya, konon ceritanya sang Dewi belum mau melayani sang suami kalau Prabu Barata belum dapat mengartikan kata kata panas apa yang melebihi panasnya matahari dll. Namun teka-teki tersebut telah dijawab oleh saudaranya Prabu Barata yakni Leksamanamurdaka, hingga Antakawulan mengejar-ngejarnya agar diperistri Leksamana yang wadat itu. Tetapi tampil tokoh Arjuna yang pura-pura jadi Laksamana hingga dapat menyunting Antakawulan, sebetulnya sang dewi adalah jelmaan wahyu ketentraman, yang menyatu dengan Arjuna.
Tuesday, August 16, 2011
Antarejo
Antarejo adalah putra raden Werkudara dan Dewi Nagagini dari Kayangan Saptapretela, Antarejo juga termasuk kesatria muda Amarta yang bercita-cita menegakkan kebenaran dan menumpas angkara murka, namun sebelum perang Baratayuda terjadi Antareja yang punya senjata lidah, kalau menjilat telapak kaki yang punya telapak kaki akan mati. Senjata tersebut dicoba oleh Kresna, Antarejo disuruh menjilat telapak kakinya sendiri maka matilah dia.
I am
I am Slideshow: "TripAdvisor™ TripWow ★ I am Slideshow ★ to Salatiga. Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"
Monday, August 15, 2011
Antabopa
Antabopa seorang demang di tanah perdikan kademangan Widarakandang wilayah negara Mandura, ia adalah penggembala ternak negara Mandura semasa pemerintahan prabu Basudewa. Demang Antabopa seorang yang impoten pada masa itu ia diberi putri triman yang bernama Sagopi, oleh prabu Basudewa ki Demang diberi tugas mengasuh Raden Kakrasana, Narayana dan Rara Ireng dari ancaman Prabu Anom Warakangsa, yang ketika itu ingin menumpas keturunan Basudewa.
Sunday, August 14, 2011
Antaboga
Antaboga adalah juga seorang dewa yang bertempat tinggal dibawah bumi lapisan yang ketujuh disebut Kayangan Saptapretala, ia dewa ular dan oleh karena itu bisa berganti rupa menjadi seekor naga yang besar, Antaboga beristerikan dewi Supertah anak Bathara Ismaya dan menurunkan Dewi Nagagini dan Bambabang Nagatatmala, Nagagini dipersunting Raden Bratasena (Werkudara) kemudian berputera Raden Anantarejo.
Anoman
Anoman putra dewi Anjani, tokoh ceritanya hidup dalam zaman Ramayana dan sampai Mahabarata pada zamannya Prabu Jayabaya di Mamenang Kediri, senantiasa ia hidup dalam perjuangan ketika prabu Ramawijaya menumpas keangkaramurkaan Rahwana, Sang Anoman juga banyak andil berjuang. Pada zaman Mahabarata Anoman tidak sedikit memberi tuah dan petunjuk kepada para satria Pandhawa, hingga hidupnya mengabdikan diri pada perjuangan.
Thursday, August 11, 2011
Bomantara
Bomantara adalah seorang raja di negara Trajutrisna, gara-gara ia ingin menyunting seorang bidadari dan menyerang Kayangan Suralaya, berani kepada para dewata dan diapun mati karena perbuatannya yang pada waktu itu dewa telah mengangkat jago putra Batara Wisnu yakni Raden Suteja. Prabu Bomantara mati ditangan Raden Suteja dan negaranya pun diambil alih oleh putra Batara Wisnu yang kemudian bergelar Prabu Bomanarakasura.
Wednesday, August 10, 2011
Anggisrana
Anggisrana berujud raksasa kepercayaan Prabu Dasamuka, raja Alengka, ia berhasil mengelabuhi Ramawijaya dengan berujud seekor kijang emas yang berkelebat dihadapan Dewi Shinta, istri Ramawijaya yang kemudian sang Dewi ingin memiliki kijang emas tersebut, namun apa daya Ramawijaya mengejar kijang yang lari dan Dewi Shinta berhasil diculik oleh Prabu Dasamuka dan dibawa ke negara Alengka.
Tuesday, August 9, 2011
Anggada
Anggada berujud kera putera beghawan Subali dengan Bathari Dewi Tara, yang kemudian Anggada diasuh dan dibesarkan oleh adik Subali yakni Narpati Sugriwa yang bertempat tinggal di Gua Kiskenda negara peninggalan Maesasura, Lembusura dan Jathasura. Anggada dalam hidupnya mengabdikan diri pada Prabu Ramawijaya seorang raja titisan Bathara Wisnu yang bertugas menumpas angkara murka Prabu Dasamuka raja Alengka, Jaya Anggada hidup hingga lakon Rama Nitis.
Monday, August 8, 2011
Amongdhenta
Amongdhenta adalah patih Prabu Sridhenta, raja negara Jumapala. Ia membela rajanya yang berkehendak menumpas kerabat Pandawa dan kemudian tewas, ketika perang dengan Pandawa.
Sunday, August 7, 2011
Dewi Adrika
Dewi Adrika adalah bidadari yang dikutuk menjadi ikan, dalam pengembaraannya di sungai Jamuna, ia menelan sperma Prabu Basukiswara yang tumpah ke dalam air sungai tersebutlah cerita ketika itu sprema Prabu Basukiswara dibungkus dengan daun jati dan dibawa terbang oleh burung alap-alap dan untuk rebutan di angkasa, yang sedianya akan diantar pulang ke tempat Dewi Girika, ikan jelmaan Dewi Adrika pun akhirnya hamil kemudian ikan tersebut terjaring oleh Dasabala dan dibawa naik kedaratan dan kemudian melahirkan bayi dampit, oleh Dasabala bayi tersebut diantar ke negara Cediwisaya untuk diserahkan kepada Prabu Basukiswara dan diberi nama Durgandana dan Durgandini.
Saturday, August 6, 2011
Airawata
Airawata berujud gajah kesayangan Bathara Indra, yang bersaudara dengan gajah Pusdhenta kepunyaan Prabu Baladewa, asal mula gajah Airawata adalah dari Samodra Mantana, dalam pengeboran samodra mantana keluar Dewi Laksmi, rembulan, gajah Airawata, Tirta Amerta dll.
Friday, August 5, 2011
Dewi Amba
Dewi Amba anak Prabu Darmamuka raja negara Srawantipura, dalam hidup sang Dewi dilanda duka karena cintanya terhadap putra mahkota Astina Raden Dewabrata yang lebih terkenal dengan sebutan Beghawan Bhisma. Rasa duka tersebut diawali dengan lakon sayembara pilih yang dimenangkan oleh Dewabrata, namun tujuan putra Astina tersebut dengan memboyong Dewi Amba beserta adiknya akan dijodohkan dengan adiknya. Dewabrata sendiri menjalani hidup wadat, dengan alasan apapun Dewi Amba akan mengikuti Raden Dewabrata, lakon tersebut berakhir dengan kematian Dewi Amba yang terkena panah Dewabrata.
Thursday, August 4, 2011
Agnyanawati
Agnyanawati adalah putera Adipati Krentagnyana, kemudian dipersunting oleh Prabu Bomanarakasura raja Trajutrisna, namun dalam perkawinannya, terganggu dengan hadirnya Raden Samba yang merupakan adik iparnya, terkena panah asmara pada sang dewi Agnyanawati, berakhir dengan pembunuhan Raden Samba yang mati oleh Prabu Bomanarakasura.
Wednesday, August 3, 2011
Adirata
Adirata adalah seorang kusir kepercayaan Adipati Dhestharastra, semasa memegang pemerintahan negara Astina sebelum dipegang oleh Prabu Duryudana. Adirata bertempat tinggal di Pethaprelaya, selain itu juga menjadi ayah angkat Suryaatmaja yang kemudian terkenal dengan nama Adipati Karna. Adirata meninggal ketika Adipati Karna gugur dalam perang Baratayuda.
Tuesday, August 2, 2011
Abimanyu
Raden Abimanyu adalah seorang kesatria Amarta ia putera Arjuna dari perkawinannya dengan dewi Wara Subadra puteri dari negara Mandura adik Kresna. Abimanyu tergolong kesatria yang pemberani pembela kaum yang lemah, terbukti ia gugur dalam berjuang melawan keangkaramurkaan para Kurawa, dalam perang besar Baratayudha Jayabinangun. Ternyata dalam perjuangan Abimanyu putranyalah yang kelak mendapat kemuliaan naik tahta di Astina yakni Raden Parikesid, dalam kehidupan Abimanyu sebagai seorang kesatria yang gemar bertapa brata untuk memohon karunia dewata agar kehidupannya selamat sampai anak cucunya, hal ini terlukis dalam cerita Wahyu Cakraningrat.
Monday, August 1, 2011
Abilawa
Abilawa sebuah nama ketika Raden Werkudara menyamar sebagai seorang penyembelih lembu dan kerbau di negara Wiratha, ia ikut padha Ki Jagal Welakas, dan ketika itu Pandhawa kalah bermain dhadhu dengan Prabu Duryudana sehingga negara Amarta yang ditaruhkan untuk permainan, ludhes dimakan akal licik Patih sengkuni hingga para Pandhawa menjadi orang buangan hidup di hutan selama 12 tahun dan harus bersembunyi di suatu negara selama satu tahun, dalam pengembaraan tersebut kalau ketahuan prajurit astina para pandhawa harus mengulangi lagi.
Prabu Abiyasa
Prabu Abiyasa adalah Raja Astina sebelum pemerintahan Prabu Pandhudewanata dan Duryudana, ia adalah seorang raja yang arif dan bijaksana, setelah negara Astina diberikan kepada anaknya yakni Pandhu Dewanata kemudian Abiyasa menjadi pendheta di pertapaan Saptaharga.
Abiyasa berputra 3 yakni:
1. Dhastharastra
2. Pandhudewanata
3. Yamawidura
Prabu Abiyasa adalah seorang tokoh penerus darah Kuru yang hampir tumpas, karena putra-putra Prabu Sentanu yang dipercaya menjadi raja meninggal dan Dewa Brata sendiri telah menjalani hidup wadat. Abiyasa merupakan sosok bijaksana dalam mengarungi jalan hidupnya menjadi raja atau pendheta, karena tekun dalam olah tapa brata maka Abiyasa oleh dewata dikaruniai umur panjang hingga pasca Baratayuda dan pada waktu kelahiran Parikesid Abiyasa baru menjalani mukswa.
Kayon / Gunungan
Kayon dalam Pewayangan digambarkan sebuah gunung yang didalamnya terlukiskan pohon hidup yang dihuni oleh beberapa binatang hutan yang antara lain: harimau, banteng, kera, burung merak dan yang lainnya. Dibawahnya dilukiskan sebuah pintu gerbang/gapura yang masuk ke sebuah bangunan joglo, kemudian pada sisi kanan dan kiri bergambar naga raksasa yang tampak taringnya. Pada pagelaran Wayang Kulir Purwa, kayon/gunungan berfungsi sebagai tanda peralihan pathet, adegan dan untuk pelukisan tempat dimana tokoh berada/sebagai penggambaran angin, api, hutan, air, batu dan masih banyak lagi yang bisa digambar oleh Kayon/gunungan. Disebaliknya bergambar api yang berkobar dan makara/ banaspati, kayon/gunungan juga berfungsi sebagai pembuka dan penutup pagelarang wayang.
Subscribe to:
Posts (Atom)