Tuesday, June 21, 2011

Sejarah Keraton Surakarta


Tahun Masehi 1742 terjadilah pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Cina yang dipimpin oleh Raden Mas Garendi di Kartasura dan berhasil menduduki Keraton Kartasura. Raden Mas Garendi adalah putra pangeran Teposono, sedangkan Pangeran Teposono putra Susuhunan Hamangkurat II ( Hamangkurat Amral ). Pemberontakan di Kartasura ini dikenal peristiwa Geger Pacinan atau bedahnya Keraton Kartasura atau awal jatuhnya Keraton Kartasura. Ketika para pemberontak menduduki Keraton Kartasura yang ketika itu diperintah oleh Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono II, Susuhunan Paku Buwono II berikut pengawal dan abdi dalem yang setia, mengungsi ke ponorogo, Jawa Timur. Setelah Raden Mas Garendi berhasil menduduki Keraton Surakarta dikenal dengan nama atau sebutan Sunan Kuning atau Sunan Hamangkurat V. Disebut Sunan Kuning, karena Mas Garendi memimpin orang-orang Cina yang berkulit “kuning” yang memberontak.

Susuhunan Paku Buwono II berhasil merebut kembali Keraton Kartasura dari kaum pemberontak, namun Keraton Kartasura sudah dalam keadaan rusak sehingga tidak pantas untuk dijadikan Keraton lagi. Melihat keadaan Keraton kartasura yang telah rusak ini Susuhunan Paku Buwono II berkehendak memindahkan Keraton Kartasura ke tempat lain dan pilihan jatuh pada desa Sala, letaknya 14 kilometer sebelah timur Keraton Kartasura, walaupun ketika itu desa Sala masih berwujud rawa-rawa, masih tergenang air. Menurut petunjuk gaib, desa sala pantas dijadikan keraton yang baru sebagai kelanjutan Keraton Kartasura.

Demikianlah atas kehendak Susuhunan Paku Buwono II didirikan atau dibangun sebuah Keraton yang baru di desa sala dan selanjutnya dalam pasowanan seusai pembangunan keraton yang baru, Susuhunan Paku Buwono II secara resmi desa sala diganti menjadi Keraton Surakarta Hadiningrat atau Nagari Surakarta Hadiningrat, meneruskan Keraton Kartasura atau melanjutkan Keraton Mataram atau Dinasti Mataram. Mataram disini adalah keraton yang didirikan oleh Kangjeng Panembahan Senopati Ing Ngalogo pada akhir abad ke-16 Masehi. Para Susuhunan Paku Buwon yang memerintah Keraton Surakarta adalah keturunan atau trah “pancer kakung” (garis laki-laki) Panembahan Senopati Ing Ngalogo. Panembahan Senopati dikenal sebagai Wong Agung Ing Ngeksiganda (orang besar Mataram).

Adapun tahun berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat diambil dari kepindahan Keraton Kartasura ke desa Sala, pada hari rabu tanggal 17 Suro tahun je 1670, sinengkalan “Kombuling Pudya Kapyarsihing Nata” (tahun Jawa 1670) atau 17 Februari 1745.

Menurut jangka atau ramalan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa tradisional, desa sala akan membawa keberkahan dan keselamatan sehingga pantas untuk dibangun sebuah keraton sebagai penerus Keraton Kartasura. Raden Tumenggung Honggowongso, seorang abdi dalem Susuhunan Paku Buwono II dan juga ahli kebatinan (spiritual), meramalkan, bahwa Keraton Surakarta berusia 200 tahun. Bahwa telah ada “weca” (ucapan yang menjadi kenyataan)yang menyebutkan bahwa, apabila sebuah keraton didirikan di desa Sala, maka “sanadyan kari sak megaring payung tetep lestari” ( meskipun tinggal selembar payung terbuka, tetap berdiri tetap “ada” ). Maksudnya, adalah jika Keraton Surakarta berdiri di desa Sala, keraton tetap ada, eksis meskipun daerah kekuasaannya tinggal selebar terbukanya payung.

Keraton Surakarta untuk pertama kali diperintah oleh Ingkang Sinuwun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono II. Susuhunan Paku Buwono II merupakan Raja terakhir Keraton Kartasura dan pendiri Keraton Surakarta. Susuhunan Paku Buwono II adalah putra no 10 dari Susuhunan Hamangkurat Jawa yang memerintah Keraton Kartasura, lahir dari Prameswaridalem (garwapadmi). Sebelum menjadi Paku Buwono II, bernama Raden Mas Gusti Proboyoso.

Susuhunan Paku Buwono II memerintah Keraton Surakarta hanya 4 tahun lamanya (tahun 1745 – 1749 Masehi / 1670 – 1674 Jawa) dan menurunkan seluruh Susuhunan Paku Buwono berikutnya sampai sekarang. Dengan demikian, Susuhunan Paku Buwono II merupakan leluhur atau cikal bakal para Susuhunan Paku Buwono yang bertahta di Keraton Surakarta.

Sejak Susuhunan Paku Buwono II memerintah Keraton Surakarta, Keraton Surakarta berturut-turut diperinth oleh keturunan Paku Buwono II dari “Pancer Kakung” (garis laki-laki) yakni: Susuhunan Paku Buwono III, Paku Buwono IV, Paku Buwono V, Paku Buwono VI, Paku Buwono VII, Paku Buwono VIII, Paku Buwono IX, Paku Buwono X, Paku Buwono XI, Paku Buwono XII dan Paku Buwono XII yang sekarang memerintah.
Para Susuhunan Paku Buwono memerintah Keraton Surakarta Hadiningrat, berdasarkan keturunan / trah Susuhunan Paku Buwono sebelumnya atau keturunan pancer kakung Susuhunan Paku Buwono II, secara turun temurun, memerintah seumur hidup, berdasarkan hak asal-usul atau hak tradisional dan bersifat istimewa. Hal asal usul disini artinya keturunan atau trah “pancer kakung” Susuhunan Paku Buwono sebelumnya atau terdahulu. Sifat istimewa adalah untuk membedakan dengan lembaga atau bentuk pemerintahan lain atau menunjukkan adanya jabatan “ratu” (raja).

Sumber: Sekilas Sejarah Keraton Surakarta: R.Ay. Sri Winarti P

No comments:

Post a Comment